Percakapan
Dengan Bulan
Aku menghabiskan malam menatap bulan yang tergantung pucat
di langit ,
Hatiku bertanya : Apa yang sebenarnya kurasakan ?
Dengan tersenyum bulan menjawab : Kosong
Aku menatapnya lama, kulihat sekeliling bayangan pepohonan
telah memudar
Apa yang telah merubah kebahagiaan menjadi tangis dan
meleburkan tangis menjadi kebahagiaan
Bulan mengarahkan sinarnya padaku dan berucap: Waktu
Aku memandang bulan dengan benci, memintanya tidak
menyinariku.
Lalu apa yang merubah hati menjadi es ? , yang membekukan
perasaan dan menggali luka ?
Bulan terdiam, sinarnya mulai memudar ,
Apa yang memusnahkan harapan ? dan menghancurkan kepercayaan
?
Apa yang mengubah intan menjadi gumpalan luka ?
Yang terbenam di hati begitu lama ?
Yang menyebabkan kesakitan ini ?
Bulan memandangku iba ,
Sinarnya telah menghilang setengah, seiring menghilangnya
malam.
Bulan menjawab : KEBENCIAN
Air mataku jatuh , kutanya bulan : Apa yang harus kulakukan ? Aku hampir tidak
bisa
merasakan apa - apa lagi karena begitu sakit . Apa yangharus kulakukan ?
Bulan tersenyum : IKHLAS
Ikhlas melepas semua kebencian , melepaskan sosok yang
menghantui hatimu , Ikhlas melepas cinta yang tidak pernah kau miliki. Ikhlas mengeluarkan perasaanmu . Ikhlas .
Aku menagis tersedu,
hatiku terasa amat sakit. Kutatap bulan, sinarnya kini semakin redup. Malam
telah hampir habis. Bulan hampir menemui ajalnya.
Bibirku kembali bertanya : Apa setelah itu aku akan
bahagia..? apa kekosongan ini akan segera menghilang.
Bulan menjawab : TIDAK ADA YANG TAHU
“ Pembohong “ ucapku pada bulan.
Sinar bulan kini sudah tak tampak lagi, langit semakin
terang. Namun bulan masih tersenyum padaku.
Dengan sisa sinar yang ia miliki, samar ia berkata :
TUNGGULAH
Tunggulah waktu menghampirimu dan menceritakan semua hasil
jerih payahmu, tunggulah waktu memusnahkan semua luka , kebencian dan dendam di
hatimu.
Tunggulah….
Setelah itu bulan menghilang, bayangannya diredupkan
perlahan oleh sinar pagi.
Kupegang hatiku, lalu kutatap langit. Air mata masih
membasahi pipiku.
Kubuang hatiku, kulempar semua perasaanku ke langit.
Pagi bertanya : Bagaimana rasanya ?
Aku menjawab : Tidak tahu
Aku memandang pagi sejenak, lalu kakiku melangkah pergi.
Kau akan menemukan kebahagiaanmu…, cepat atau lambat ,
teriak pagi.
Langkahku terhenti, “ Aku tahu..”
Dengan sekuat tenaga kucengkram hatiku yang telah kosong,
“ Aku hanya penasaran, dapatkah aku bertahan hingga saat
itu..”
Pagi menatapku pilu, tapi aku tak peduli .
Kakiku kembali melangkah, entah membawaku kemana .
Yang aku tahu, satu - satunya hal yang aku tahu adalah :
Aku harus bertahan dengan sisa tenagaku…
Hanya itu.
.......
..
.....
Leave comment pleasse..^^