RSS
Facebook
Twitter

Chemistry's Father !!

Chemistry Learn it..., Love it !! ^_^

Akhirnya…!! setelah disibukkan oleh berbagai ulangan, kembali ke blog ya… dan kali ini bakal ngepost tentang pelajaran paling favorit di sekolah yaitu KIMIA ^^
Pelajaran yang satu ini entah kenapa sudah membuat saya jatuh hati sejak pertama kali mempelajarinya di sekolah menengah pertama. Untuk itu terima kasih kepada Ibu Maulidah dari SMPN 1 Pandaan yang telah memperkenalkan saya pada KIMIA …Terima kasih pula untuk guru - guru Kimia SMAN 1 Pandaan ,Ibu Anik, Bpk. Khamdi, Bpk. Ardian dan Ibu Uyun yang semakin menambah kecintaan saya pada Kimia. Jossh..!! :D




Nah walaupun salah satu ilmu eksata ini telah banyak dipelajari bahkan aplikasinya selalu kita terapkan di kehidupan sehari - hari, mungkin banyak yang belum tau asal mula adanya ilmu kimia ini, siapa pula yang menciptakannya ? Ilmuwan baratkah ?
Untuk itulah post pertama tentang kimia ini kita akan membahas asal - usul dan ilmuwan jenius yang menemukan ilmu kimia J Enjoy it !!


     Ilmu KIMIA pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan Muslim bernama Jabir Ibnu Hayyan (721 - 815 H). Ibnu Hayyan lahir di kota peradaban Islam , Kuffah ( Irak ) dari seorang ayah yang merupakan penjual obat dan meninggal demi penyebaran ajaran Syi’ah. Pada masa kecil Ibnu Hayyan menerima pendidikan dari Raja Bani Umayyah, Khalid Ibnu Yazid Ibnu Muawiyah dan seorang imam bernama Jakfar Sadiq. Selain itu Ibnu Hayyan juga pernah berguru pada Barmaki Vizier, Ibnu Hayyan selanjutnya terkenal di Barat dengan nama Ibnu Geber.
     Nama “ KIMIA ” sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti “ Seni Transformasi”. Ilmu ini mempelajari mengenai komposisi dan sifat zat atau materi mulai lingkup atom , molekul hingga skala yang lebih besar serta perubahan , transformasi serta interaksi diantara mereka untuk membentuk materi yang kita temukan sehari - hari. Selain itu pemahaman sifat dan penerapannya suatu zat atau molekul juga dipelajari dalam ilmu kimia.
     Ibnu Jabir merupakan seorang “ Bapak Ilmu Kimia Modern” . Bagaimana tidak ketika 200 tahun setelah wafatnya beliau ditemukan sebuah laboratorium di Kuffah yang diperkirakan miliknya.  Laboratorium ini ditemukan ketika ada penggalian tanah untuk pembuatan jalan. Di dalamnya didapati peralatan kimianya dan sebatang emas yang cukup berat. Beliau juga menemukan instrument pemotong, peleburan , pengkristalan serta menyempurnakan proses dasar sublimasi, penguapan, pencairan, kristalisasi , pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan, pemurnian , sematan , amalgamasi dan redoks. Semua proses diatas merupakan cikal bakal ilmu kimia modern. Dalam setiap teorinya Ibnu Hayyan melakukan riset terlebih dahulu, hal inilah yang mengantarnya menjadi ilmuwan besar Islam.
“ Dalam mempelajari kimia dan ilmu fisika lainnya, Jabir memperkenalkan eksperimen objektif, suatu keinginan memperbaiki ketidakjelasan spekulasi Yunani. Akurat dalam pengamatan gejala, dan tekun mengumpulkan fakta. Berkat dirinya, bangsa Arab tidak mengalami kesulitan dalam menyusun hipotesa yang wajar,” Tulis Robert Briffault.
     Terobosan Ibnu Hayyan yang lain adalah preparasi asam sendawa, hidroklorik, asam sitrat dan asam tartar. Beliau juga menemukan pembuatan asam anorganik yang telah memberikan arti penting bagi ilmu Kimia . Diantaranya hasil penyulingan tawas, potassium nitrat dan asam sulferik. Seluruh karya Jabir Ibnu Hayyan lebih dari 500 studi kimia, tetapi hanya beberapa yang sampai pada zaman Renaissance. Seluruh studi tersebut mencakup penguraian metode dan peralatan dari berbagai pengoperasian kimiawi dan fisikawi di zamannya.
     Ide - ide eksperimen Ibnu Hayyan sekarang dipakai sebagai dasar mengklasifikasikan unsure kimia. Menurutnya ada tiga tipe berbeda dari zat kimia berdasarkan unsurnya, yaitu :
1. Air ( Mempengaruhi penguapan pada proses pemanasan )  
2. Metal ( Logam )
3. Bahan Campuran ( Dapat dirubah menjadi semacam bubuk )
     Beberapa kitabnya yang masyhur adalah Kitab Al - Kimya telah diterjemahkan oleh ilmuwan Inggris, Robert Chester dengan judul “ The Book of the Composition of Alchemy”pada tahun 1444 dan Kitab Al - Sab’een telah diterjemahkan oleh Gerard Cremona.
     Kimia sering disebut sebagai “ Ilmu Pusat” karena menghubungkan berbagai ilmu lain. Koneksi ini timbul melalui berbagai subdisiplinyang memanfaatkan konsep dari berbagai ilmu. So, ilmu kimia itu memang benar - benar bermanfaat layaknya ilmu - ilmu lain. J
     Nah ternyata satu lagi Ilmuwan Muslim yang menemukan ilmu Kimia perlu … ^^ Beliau sungguh luar biasa !!!!
Subhanalllah .,…


Nah sekian dulu tentang asal - usul dan penemu ilmu Kimia…, semoga bermanfaat…. :D